Jumat, 15 April 2011

KEPEMIMPINAN KAUM LELAKI


Kepemimpinan Kaum Lelaki
Ada baiknya kita berbicara mengenai kepemimpinan kaum lelaki terhadap kaum perempuan secara detail. Sebab, apabila kepemimpinan ini dapat teraplikasi dengan benar akan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan antara suami istri. Sebagaian lelaki memahami konsep kepemimpinan ini sebagai bentuk penguasaan, diktatorisme, perbudakan dan keangkuhan. Karenanya mereka berinteraksi dengan istri-istri mereka berdasarkan pemahaman yang sempit dan dan salah ini secara tidak bermartabat.
            Sebaliknya, banayak pula istri yang melupakan konsep kepemimpinan ini. Mereka sama sekali tidak memperhitungkan posisi suami sehingga terjadilah pembangkanngan, perselisihan dan perceraian. Jika masing-masing dari pasangan suami istri mengetahui batasan antara hak dan kewajibannya, tentu mereka akan bahagia dan harmonis.
            Salh seorang pakar ilmu sosial menuliskan, “ tidak ada istilah basa-basi dalam kehidupan berumah tangga. Kehidupan berumah tangga ibarat sebuah mobil yang ditumpangi dua orang yang memiliki tujuan yang sama. Salah satunya harus duduk di bangku sopir, karena tidak mungkin keduanya menjadi supir. Ketika suami melakukanfungsi ini, istri akn mampu menjalankan peran utamanya untuk menumbuhkan kepercayaan diri, memotivasi, menghibur dan meringnakan beban perjalanan. Sedangkan jika istri yang mengambil posisi tersebut dan sang suami berada dalam posisi duduk dan berlepas tangan, lambat laun akan binasa karena  tanggungan beban yang ia jalankan sendiri tanpa dukungan dan kerja sama.
            Dlam Al-Qur’an Alloh berfirman :
“Kaum pria adalah pemimpin bagi kaum wanita. sebab Alloh telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita). Dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka ... “ (An-Nisa :34).
            Ayat ini mengisyaratkan salah satu aturan Alloh yang berlaku, yaitu kepemmpinan kaum lelaki terhadap kaum perempuan. Alloh menggariskan hikmah-Nya dalam hal itu dengan dua sebab, yaitu :
            Pertama, fitrah lelaki berbeda dengan fitrah perempuan. Perempuan mengungguli pria dalam hal mengurus rumah dan mendidik anak kareana ia diciptakan secara alami penuh kasih sayang dan kelembutan. Selain itu, sruktur anggota tubuhnya juga membantu untuk menjalankan tugas tersebut. Misalnya, tulang persendiannya yang lemah mengurangi sensivitasnya terhadap rasa sakit ketika mengandung dan melahirkan. Meskipun dalam waktu yang sama ia diciptakan sebagai orang yang rentan terhadap penyakit , cepat bereaksi dan memiliki emosi ynag lebih kuat. Beberapa hal tersebut dapat mempengaruhi keselamatannya dalam  bertindak dan berfikir. Dalam hal ini kemampuannya lebih lemah dibandingkan lelaki. Lelaki lebih mampu untuk menghadapi berbagai permasalahan dan lebih tegar dalam menghadapi berbagai rintangan dan halangan.
            Adapun lelaki melebihi kelebihan daripada perempuan dalam kekuatan fisik, kekuatan berfikir, kesehatan menilai, dan ekohan bersikap. Kelebihban ini membuatnya mampu bertarung mengatasi berbagai kesulitan dan bersusah payah demi kelangsungan hidup keluarganya. Selain itu, juga untuk memelihara eksistensi dan menghadapi berbagai bahaya yang mengancamnya.
            Kedua, karena lelaki menanggung beban nafkah. Sesuai dengan fitrahnya, laki-lakilah yang mencari nafkah untuk keluarganya. Kepemimpinan adalah perangkat pertama unsur persamaan. Mengapa islam memberikan tampuk kepemimpinan pada lelaki, tatkala Al-Qur’an mengatakan, “Kaum pria adalah pemimpin bagi kaum wanita ... “ (an-Nisa:34). Jawabannya adalah : sebenarnya dalam topik ini bukanlah agama yang membuat sesuatu yang baru dan mengubah kebiasaan. Fitrah wanita sejak awal adalah sejarah bermula tidak pernah merasa nyaman kecuali berada di samping lelaki. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada lelaki untuk melindungi diri dan anak-anknya dan membiarkannya bekerja keras, berusaha bekerja, dan menanggung beban.
            Hingga hari ini, wanita sealalu menginginkan hal tersebut dari laki-laki karena ini adalah tabiat yang alami.

subhanallah